PRODUCT of YOUM SHOP

gallery
SKIN79 Hotpink BB cream spf
gallery
[IMPORT BAG] Limited Stock
gallery
[SHOES] Tweenie
gallery
[Etude House] BB Cream Precious Mineral Bright Fit + Nymph Aura Volumer Set
gallery
[Handmade Shoes] Chanel Prestige

Tuesday, May 7, 2013

Dilema Antara Dosen dan Mahasiswa


Oleh: Nurul Fatma Ramadhani





Pendidikan berkualitas? Ternyata kualitaslah yang selalu diutamakan dan menjadi bahan pertimbangan. Terlebih lagi selepas lulus sekolah menengah. Para orang tua sibuk memilih Perguruan Tinggi Negeri favorit dengan kualitas yang baik untuk anaknya, begitupun dengan anaknya, mereka pun tergesah menyiapkan diri untuk mengikuti tes SNMPTN di Perguruan Tinggi yang mereka minati. Universitas Sriwijaya adalah salah satu Perguruan Tinggi Negeri terfavorit tentunya, terlihat dari banyaknya peminat, prestasi yang diraih tingkat Nasional maupun Internasional dan eksistensi nama Universitas yang harum ditengah-tengah masyarakat. Kita patut bangga menjadi bagian dari Unsri.

Ditengah rasa bangga, ada suatu keprihatinan dari Mahasiswa di salah satu Fakultas. Bukankah untuk meningkatkan kualitas pendidikan pihak Universitas harus menyediakan tenaga pengajar yang mencukupi? Kita ambil contohnya saja, Mahasiswa dalam setiap tingkat  semester dibagi menjadi 2 kelas. Berarti 4x2, dan anggaplah mata kuliah pada tiap semester ada 7, sehingga 8x7 adalah 56. Ini baru perhitungan di kampus Palembang, belum ditambah dengan hasil perhitungan kampus Indralaya. Sedangkan jumlah dosen tetap hanya sekitar 10 orang dalam satu jurusan. Miris sekali, karena terkadang dosen yang fokus pada bidangnya harus mengajar pada mata kuliah dibidang lain. Seperti yang dieluhkan salah seorang dosen, “Jurusan kita ini kekurangan dosen, tampaknya saya juga tidak lagi menjadi dosen tetap di jurusan ini, mungkin saya akan pindah.” Maksud dari pernyataan dosen tersebut, barangkali ia akan pindah menjadi dosen tetap di jurusan lain tetapi tetap di Fakultas yang sama dan akan tetap megajar di jurusan yang sekarang.

Kita mengerti bahwa sejatinya masalah selalu ada, bukan hanya mengenai minimnya jumlah Dosen. Ini menyangkut juga masalah akademis. Masalah seperti ini tentu akan saling berkaitan dengan timbulnya masalah lain yang dikhawatirkan akan muncul. Percuma jika diluar kita dikenal baik dalam segala hal tetapi didalamnya masih ada sekelumit masalah yang belum terselesaikan. Suatu tamparan keras bagi kita, yang mementingkan kualitas tetapi terbatas upaya.

Dosen dan Mahasiswa ternyata merasakan ketidaknyaman yang terjadi. Apakah akan terus dibiarkan begini? Masalah harus disertai solusi bukan? Apakah benar-benar tidak ada solusi untuk permasalahan seperti ini? Ketimpangan yang terjadi harus menjadi pemikiran bersama. Universitas, Mahasiswa dan Dosen harus menjalin entitas yang baik untuk mencetak generasi yang berkualitas.

No comments:

Post a Comment